Kisah Petualangan Rifki dan Riska di Hutan Amazon




Rifki adalah seorang petualang, dia telah berpengalaman dalam menjelajahi alam. Target dan impian yang ingin dia capai adalah untuk menjelajahi Hutan Amazon. Rifki adalah anak yang baik, dia selalu mendengarkan apa kata orang tuanya dan selalu mengikuti aturan dan norma dilingkungannya. Rifki juga mempunyai teman bernama Riska yang juga suka berpetualang.

    Pada suatu hari, Rifki ingin bersiap-siap untuk berpetualang  di Hutan Amazon. Namun, karena Riska ingin ikut tanpa persiapan, jadinya banyak sekali barang-barang yang tertinggal. Mereka pertama kali berangkat menggunakan pesawat menuju Brazil. Mereka memutuskan untuk berkomunikasi terhadap warga sekitar terkait Hutan Amazon. Setelah mendapatkan informasi, akhirnya mereka dapat menuju kawasan Hutan Amazon dengan menggunakan helikopter.

    Di hari pertama, mereka tiba di Hutan Amazon pada jam 2 Sore. Rifki menyiapkan sebuah tenda dan mencari kayu bakar sedangkan si Riska menyiapkan persediaan untuk mereka makan sore. Setelah Rifki balik dengan kayu bakar, mereka membuat api unggun dan memasak makanan yang telah mereka bawa. Akibat terburu-buru, mereka hanya membawa 1 tempat bekal dan 1 sedok saja. Sehingga si Rifki yang tidak tega langsung makan tanpa tempat makan dan hanya ingin makan pakai tangan saja agar si Riska dapat makan dengan nyaman.

    Namun, siapa menyangka si Riska juga adalah anak yang sangat baik. Si Riska akhirnya berbagi dengan si Rifki. Karena tangan mereka sama-sama kotor dan sungai lumayan jauh, mereka akhirnya cukup menggunakan sendok. Persediaan minum mereka juga hanya sedikit, namun karena Rifki yang baik hati akhirnya mau berbagi kepada si Riska.

    Setelah itu, mereka memutuskan untuk tidur bersama di dalam 1 tenda. Karena tendanya sangat kecil, mereka agak kesusahan dalam tidur. Esok paginya, mereka berkemas-kemas untuk mencari sungai terdekat. Setelah sampai, mereka memutuskan untuk mengambil air tersebut dan memasak air tersebut agar dapat di konsumsi.

    Setelah selesai, mereka melanjutkan petualangannya hingga sampai di sebuah hutan bambu. Hutan itu banyak sekali bambu-bambu yang runcing. Namun, karena keahlian mereka berdua, mereka dengan aman melewati bambu-bambu tersebut. Tiba saatnya mereka di sebuah wilayah yang lebih luas dan terkena sinar matahari. Akhirnya mereka mendirikan tenda di wilayah tersebut. Si Riska mencari tumbuhan untuk di konsumsi dan si Rifki mencari ikan di sungai terdekat.

    Sore telah tiba, mereka memasak ikan hasil buruan Rifki dan mengonsumsi buah-buah yang segar yang telah diberikan oleh Riska. Si Rifki sangat bersyukur mempunyai teman yang pandai dalam memilih buah-buahan yang dapat di konsumsi. Si Rifki juga tahu bahwa Hutan Amazon tidak selalu aman, si Rifki melihat pohon besar, kokoh, dan tinggi. Karena Rifki juga sudah membawa peralatan pertukangan akhirnya membuat sebuah tempat dan rumah kecil di atas pohon. Rifki sangat hebat dalam membangun sesuatu sehingga kurang dari 2 jam, rumah kecil tersebut sudah jadi.

    Mereka berdua akhirnya berada di atas pohon untuk berjaga-jaga dari hewan ganas yang ada di Hutan Amazon. Mereka juga melihat indahnya matahari terbenam dari atas pohon. Malam sudah tiba, mereka memutuskan untuk tidur.

    Besok harinya, hari terakhir mereka di Hutan Amazon. Mereka berkemas-kemas dan siap untuk pergi. Namun, Riska tetap ingin berada di Hutan Amazon selama 1 minggu lagi. Hingga akhirnya si Rifki yang rendah hati menyetujui hal tersebut. Setiap pagi hari, mereka selalu bersih-bersih, mencari sumber makanan dan pada siang harinya mereka beristirahat sejenak. Setelah itu, pada sore harinya mereka bersiap-siap untuk makan dan setiap petang selalu menyaksikan matahari terbenam bersama. Lalu, pada malam harinya mereka tidur bersama untuk beristirahat.

    Tidak disangka, karena tidak menggunakan teknologi atau jam tangan, mereka telah berada di Hutan Amazon selama 2 tahun, 6 bulan, 2 minggu, dan lebih 5 hari. Setelah itu, mereka memutuskan untuk cepat-cepat pulang karena baru menyadari bahwa mereka sudah lama tinggal di hutan tersebut karena terlalu ke asikan tinggal di hutan.

    Mereka menyadari selama 2 tahun, 6 bulan, 2 minggu, dan lebih 5 hari setelah helikopter mencari mereka. Hampir saja para petugas menyatakan mereka wafat, tetapi karena mereka sudah ditemukan akhirnya mereka dapat balik lagi ke Indonesia dengan selamat.

    Orang tua mereka bangga akan keberanian dan ketangguhan mereka. Bagaimana tidak, sebenarnya orang tua mereka sudah memberikan tantangan untuk berpetualang dengan waktu yang lama. Pada besok harinya, akhirnya mereka di wawancarai dan mereka akhirnya menjadi terkenal. Mereka akhirnya di tulis dalam sebuah cerita berjudul "Kisah Petualangan Rifki dan Riska di Hutan Amazon".

    Kisah ini di ambil dari "Dream (Mimpi)", iya mimpi. Ditulis oleh penulis berdasarkan mimpi yang dilihat oleh penulis dan imajinasi sang penulis. Cerita ini mengisahkan bahwa perjuangan dan kerja sama akan saling menguntungkan. Rendah hati, bijak, cermat, dan cerdas akan memberikan pertahanan dalam hidup yang penuh perjuangan.


Penulis: Dr. Marselus S.S

Gambar: Freepik

Lulus Sensor: Lulus [Diverifikasi oleh TIM]